Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts

Sunday, November 25, 2018

Resume Artikel Generasi Millenial : The Urban Middle-Class Millenials Indonesia Financial and Online Behavior

Standard


The Urban Middle-Class Millenials Indonesia
Financial and Online Behavior

Pengantar
Telah dilakukan beberapa kajian terkait generasi millennials kelas menengah urban yang menyatakan, bahwa generasi ini 10 sampai 20 tahun mendatang akan memegang peranan penting di berbagai aspek. Survey yang pertama muncul adalah populasi generasi millennials, menurut data BPS, saat ini populasi generasi millennials mencapai 50% jumlah penduduk produktif dan pada tahun 2020 hingga 2030 dieprkiraan sudah mencapai 70% penduduk produktif. Hasil riset yang kedua adalah mengenai ciri khusus generasi ini, salah satu bentuk tulisan yang menggambarkan generasi ini adalah “Indonesia 2020: The Urban Middle-Class Millenials” yang dipublikasi oleh Alvara Research Center.
Digambarkan bahwa genereasi millennials kelas menengah urban adalah generasi yang memiliki 3 ciri khusus, yaitu Creative, Confidence, dan Connected. Ciri creative ini dapat dilihat dari cara berpikir yang out of the box, kepercayaan yang tinggi dalam mengungkapkan pendapat tanpa ragu ragu menunjukkan ciri confidence, kemudian kegiatan berselancar di media sosial menjadi generasi ini lengkap dengan cirinya yang terakhir, yaitu connected.
Dalam situasi yang seperti ini, generasi millennial pasti harus diimbangin dengan kemampuan financial yang cukup. Oleh karena itu Alvara Research Center mencoba untuk mengkaji perilaku generasi millennials kelas menengah urban melalui berbagai sisi. Terutama dalam hal perilaku kepemilikan produk keuangan, perilaku transaksi keuangan, perilaku investasi, perilaku penggunaan internet dan perilaku penggunaan transportasi online.
Diharapkan hasil riset dan kajian yang dilakukan oleh Alvara Research Center ini akan menjadi sumber yang penting bagi para marketer di masa mendatang. Karena berdasarkan hasil riset, pada tahun 2020 populasi generasi millenials kelas menengah urban akan mencapai 35 juta jiwa atau 13% dari populasi.

Metodologi Riset
Agar hasil riset yang didapatkan memiliki tingkat siginifikasnsi yang tinggi terhadap generasi millenials kelas menengah urban ini, maka riset ini mengguanakan metode kuantitatif yang akan dilakukan di 6 kota besar, yaitu Jabodetabek, Surabaya, Medan, Makassar, Bandung dan Semarang. Sedangkan objek penelitiannya berada di rentang usia 20-34 tahun, sedangkan untuk mendeskripsikan kelas menengah dapat dilihat melalui pengeluaran per bulan minimal $2 hingga $20 per hari.
Survey ini akan dilaksanakan pada tanggal 1 hingga 15 Oktober 2016, dengan total 600 responden menggunnakan metode multistage random sampling. Dibantu juga dengan survey wawancara dengan panduan kuesioner, agar data yang didapat tidak melebih 4% margin of error.

Profil Responden
Berdasarkan data yang didapat dari BPS, menyatakan bahwa Jabodetabek adalah kota yang paling banyak memiliki penduduk muda, diikuti oleh kota Surabaya dnan Medan. Sedangkan dari sisi gender, 55,1% responden adalah wanita dan  44,9% responden adalah pria.
Untuk mendapatkan hasil data yang maksimal, maka perlu diklasifikan rentang usia generasi millenials, secara umum generasi millennials adalah generasi yang lahir pada tahun 1981 hingga tahun 2000, sehingga rentang usia generasi millennials saat ini berkisar antara 16 hingga 36 tahun. Sehingga dapat diklasifikasikan dengan kelompok usia 20-24 tahun, kelompok usia 25-29 tahun, dan kelompok usia 30-34 tahun. Secara berturut-turut jumlah responden sebanyak 28,3%, 35,5%, dan 36,2%.

Perilaku Keuangan
Untuk mengetahui bagaimana sikap generasi millenials terhadap keuangan, kita dapat mengetahuinya melalui perilaku daya beli mereka. Karena generasi millennial identic dengan sifat konsumtif, maka perlu diimbangi dengan pengetahuan dan pengaplikasian terhadap produk keuangan dan produk apa yang sudah dimiliki saat ini. Karena pemahaman terhadap produk keuangan ini akan sangat berpengaruh terhadap transaksi jual-beli yang mereka lakukan.
Tingkat pengetahuan mereka terhadap produk ini disebut juga dengan awareness. Awareness sendiri dapat dibagi menjadi 3 tingkatan. Yang pertama adalah top of mind (TOM), yaitu tingkat yang paling tinggi, dimana pruduk menjadi hal yang paling diingat dan melekat oleh konsumen. Yang kedua adalah spontaneous, yaitu produk yang diingat sampai tidak ingat lagi. Yang ketiga adalah prompted, yaitu jika produk yang diingat harus dibantu untuk mengingat terlebih dahulu.

Melek Produk Keuangan
Generasi millennials adalah generasi yang sudah meelek terhadap produk keuangan, hal ini dapat dilihat melalui total awareness terhadap produk keuangan yang sudah mencapai angka 785%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa setidaknya setiap orang memiliki pengetahuan terhadao 8 produk keuangan. Tingkat awareness yang tertinggi adalah tentang produk tabungan, sebanyak 79,8%. Disusul dengan jenis produk keuangan yang lainnya, seperti asuransi kesehatan, deposito, kartu kredit, dan kredit kepemilikan rumah (KPR).
Meskipun asuransi kesehatan bukan menjadi produk dengan tingkat awareness tertinggi, tetapi pengetahuan tentang asuransi kesehatan mencapai tingkat spontaneous dengan angka 41,1%. Hal ini berarti generasi millennials sudah sadar akan pentingnya jamiman kesehatan pada usia yang masih muda.

Mulai Memprioritaskan Jaminan Kesehatan
Meskipun asuransi kesehatan hanya menjadi kepemilikan terbesar kedua setelah tabungan, berdasarkan data setidaknya 48,5% sudah memiliki asuransi kesehatan. Hal ini tidak berarti mengurangi nilai asuransi kesehatan dibanding tabungan. Justru pada usia yang masih muda dengan memiliki asuransi kesehatan, menjadi indikasi bahwa generasi millennials adalah generasi yang berpikir visioner karena memperhatikan kesehatannya di masa mendatang, mengingat karena mahalnya biaya kesehatan saat ini.
Kabar gembira bagi perusahaan asuransi di Indonesia, karena generasi millennials inilah yang akan meningkatkan pertumbuhan industri asuransi nantinya. Bahkan PwC telah melakukan suvrey, bahwa perusahaan asuransi pada tahun 2016 akan meningkat 15 persen lebih pertumbuhannya.
Namun secara keseluruhan, generasi millennials setidaknya memiliki 3 produk keuangan dengan persentase 286,1%. Secara kelompok usia, produk keuangan yang dimiliki pun sedikit berbeda. Dikalangan usia mudia produk keuangan seperti kredit kendaraan bermotor lebih diminati disbanding kelompok usia tua. Sedangkan kelompok usia tua lebih meminati jenis prosuk keuangan seperti tabungan deposito berjangka, asuransi jiwa, kartu kredit, KPR dan asuransi mobil. Perbedaan minat ini juga dimungkinkan karena karir dan keuangan yang sedang dijalani.

Masih Pilih-Pilih Soal Investasi
Pada masyarakat modern ini, investasi bukanlah menjadi hal yang tabu, atau hanay dapat dilakukan oleh orang-orang berduit saja. Hal ini dapat dilihat dari awarenss genereasi millennial terhadap jenis-jenis investasi yang ditawarkan. Mulai dari yang konvensional seperti emas dan propertim hingga yang modern, seperti saham, reksadana, valas, obligasi, dan future indeks.
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari para responden, menyatakan bahwa produk investasi yang paling banyak diminati oleh generasi ini adalah produk emas dan properti. Meskipun dengan kepemilikan produk yang masih terbatas, tetapi dapat diketahui bahwa mereka sudah merencanakan keuangan mereka.

Perilaku Penggunaan Internet
Menurut Maslow, saat ini internet sudah menjadi kebutuhan primer yang dapat disandingkan dengan  sandang, pangan, dan papan. Hal ini dapat dilihat pada karakter generasi millennials kelas menengah urban, yaitu selalu ter-connected dengan internet. Yang menjadikan ciri ini sebagai ciri generasi millennials dikarenakan lingkungan internet yang selalu menemani dalam tumbuh kembangnya.

Generasi yang Mulai Kecandaun Internet
Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJI) telah mengadakan riset terhadap konsumen internet dari kalangan muda sampai tua. Hasil riset tersebut membuktikan bahwa jumlah konsumsi internet kalangan generasi tua (30-34 tahun) lebih rendah dibanding dengan kalangan generasi millenials kelas menengah urban (usia 20-24 tahun dan 25-30 tahun) yang menggunakan internet mayoritas antara 1 hingga 6 jam perhari atau dapat kita sebut sebagai medium user dan heavy user. Dengan data tersebut kita dapat mengetahui bahwa generasi ini memilki indikator kecanduan yang sangat tinggi, hal ini dapat dilihat melalui jumlah addicted user yang kebanyakan diisi oleh kategori usia muda.

Acces Internet di Setiap Tempat
Pada tahun 90an hingga 2000, personal computer (PC) memang menjadi device untuk mengakses internet yang paling banyak digunakan, namun seiring berkembangnya zaman, PC mulai digantikan posisinya oleh notebook dan smartphone. Alasannya adalah karena PC sulit untuk dibawa karena bentuk yang cukup besar dan harus terkoneksi dengan listirk, sedangkan smartphone memiliki bentuk yang kecil, ringan, mudah dibawa, dan murah.
Haisl riset lain menemukan bahwa smartphone menjadi device yang paling banyak dipaaki untuk mengakses internet. Ditambah lagi dengan berkembangnya teknologi wifi, maka smaprtphone semakin tidak tergantikan posisinya oleh device yang lain, karena dapat terkoneksi dimanapun dan kapanpun.

Tak Bisa Lepas dari Chatting dan Media Sosial
Temuan riset menyatakan bahwa generasi millenials kelas menengah urban adalah generasi yang social media minded. Hal ini dapat dilihat dari data jumlah penggunaan fitur terbanyak pada smartphone, data menunjukkan bahwa instant messenger dan social media menjadi fitur yang yang paling banyak digunakan pada smartphone. Karena dengan fitur tersebut user sudah dapat melakukan semuanya.
Beberapa alasan memeilih social media antara lain, social media menjadi sarana komunikasi dengan teman dan kolega. Selain itu, social media juga menjadi sarana aktualisasi diri dan eksistensi. Dengan social media, mereka mengkomunikasikan setiap aktifitas mereka. Sosial media bukan saja digunakan untuk saling bertegur sapa tetapi juga untuk ajang menumpahkan ekpresi, perasaan serta pemikiran.

Acces Internet di Setiap Waktu
Temuan lain dalam riset ini menunjukkan bahwa internet sudah menjadi pengantar tidur bagi generasi millenials kalangan urban menengah, hal ini dapat diketahui dari puncak waktu akses penggunaan internet, yaitu pada jam 18:00 hingga 22:00 WIB.
Sehingga hal demikian membawa efek yang kurang baik bagi generasi ini, terutama kebiasan meletakkan smartphone disamping tempat tidur karena tertidur begitu saja.

Musik Menjadi Hiburan Favorit
Bagi generasi millenials kalangan urban menengah, musik menjadi hiburan yang paling diminati, selain film dan games. Karena musik bisa membawa suasana sesuai perasaan saat menikmatinya, selain itu musik juga lebih mudah untuk dinikmati live streaming dan lebih mudah di download, disbanding film dan games. Berdasarkan hasil riset pada generasi ini, menyatakan 66,3% responden pernah mengakses musik selama 1 tahun terakhir, 61,1% pernah menikmati musik secara live streaming, dan 50,2% responden pernah mendownload musik.

Mulai Terbuka Dengan Belanja Online
Pada riset ini ditemukan bahwa generasi millenials kalangan urban menengah sangat terbuka dengan jual-beli online. Karena dengan adanya konsep jual-beli online ini, generasi ini semakin dimanjakan dengan fasilitas yang menghemat waktu dan energi untuk pergi ke tempat perbelanjaan. Data menunjukkan bahwa 26,3% responden setidaknya pernah melakukan transaksi online selama 6 bulan terakhir dan 97% responden menyatakan pernah menjual secara online. Dapat disimpulkan bahwa generasi millenials kalangan urban menengah ini menjadi pasar bagi e-commers.

Perilaku Penggunaan Transportasi Online
Fenomena transportasi online juga menjadi alat transportasi generasi ini. Faktor terbesar yang menjadikan transportasi online sebagai pilihan generasi millenials kalangan urban menengah di Jakarta ini adalah kemacetan. Karena Jakarta adalah kota besar yang sangat padat, maka persaingan bisnis transportasi online ini semakin menggurita.
Hasil survey menyatakan bahwa 75,7% generasi millenials kalangan urban menengah di Jakarta pernah menggunakan transportasi online, 52% diantaranya memilih go-jek dan 47% memilih grab-bike. Dan 95% responden lebih memilih transportasi roda 2 dibanding roda 4 untuk mengatasi kemacetan. Mengenai metode pembayaran mayoritas masih mengguankan uang tunai.

Kesimpulan
Berdasarkan beberapa uraian yang sudah disajikan diatas, dapat diketahui bahwa generasi millenials kalangan urban menengah ini adalah generasi yang memiliki ciri creative, confidence, dan connected.
Diperkirakan pada tahun 2020, generasi ini akan mencapai 35 juta jiwa. Oleh karena itu, generasi ini akan menjadi sasaran utama bagi industri keuangan. Hanya saja, karena karakteristik generasi ini adalah going digital, maka perusahaan atau produk yang ditawarkan haruslah berbasis digital, karena sebagian besar waktunya di internet. Oleh karena itu perusahaan yang tidak bisa menawarkan teknologi dalam produknya bersiap saja akan tergerus oleh waktu.

Tuesday, May 15, 2018

Sepakat! Awal Bulan Ramadhan 1439 H jatuh pada hari Kamis 17 Juni 2018

Standard



Perhitungan Awal Bulan Ramadhan 1439 H

Oleh : Winanda Fikri Panemiko

Dalam penentuan awal bulan Qamariyah ada beberapa metode yang digunakan oleh setiap organisasi kemasyarakatan dan fuqaha (ahli terkait). Adapun beberapa metode yang umum digunakan adalah sebagai berikut :

1. Rukyat
Yaitu metode penetapan awal bulan baru Qamariyah dengan cara melihat secara langsung hilal (bulan baru) pada saat matahari terbenam pada tanggal 29 bulan Qamariyah. Jika hilal terlihat maka besok adalah tanggal 1 bulan baru, sedangkan jika hilal tidak terlihat, maka dilakukan istikmal (penyempurnaan angka bilangan qamariyah menjadi 30 hari), dengan kata lain tanggal 1 bulan baru jatuh dua hari setelah rukyat.

Contoh :

Untuk menetapkan tanggal 1 Ramadhan 1439 H, maka rukyat (upaya melihat hilal) dilakukan pada tanggal 29 Sya’ban 1439 H (Selasa, 15 Mei 2018). Apabila hilal terlihat pada hari itu, maka malam itu dan keesokan harinya (Rabu) adalah tanggal 1 Ramadhan 1439 H. Namun apabila hilal tidak terlihat, maka tanggal 1 Ramadhan 1439 H jatuh pada hari Kamis, 17 Mei 2018.

2. Hisab
Yaitu metode penetapan awal bulan baru Qamariyah dengan cara perhitungan tanpa harus melihat hilal secara langsung, akan tetapi perhitungan yang dilakukan harus memenuhi beberapa kriteria. Kriteria ini berbeda-beda dalam setiap metode hisab yang digunakan.
 
a. Kriteria Ijtima’ Qabla al-Ghurub
Yaitu metode hisab yang dilakukan dengan kriteria ijtima’ (waktu peralihan dari bulan mati ke bulan baru) harus terjadi sebelum matahari terbenam pada tanggal 29 bulan Qamariyah. Dengan kata lain hisab ini hanya melihat waktu terjadinya ijtima’ dalam perhitungan hisabnya.

Contoh :

Berdasarkan perhitungan ijtima yang penulis lakukan, dapat diketahui bahwa waktu ijtima’ menjelang bulan Ramadhan 1439 H terjadi pada hari Selasa tanggal 15 Mei 2018 Pukul 18:50:28 WIB. Sedangkan matahari terbenam lebih dahulu, yaitu pukul 17:44:55.61 WIB.
Dengan demikian hasil hisab tersebut tidak memenuhi kriteria Ijtima’ Qabla al-Ghuru. Karena ijtima terjadi setelah matahari terbenam. maka 1 Ramadhan jatuh pada tanggal 17 Mei 2018

b. Kriteria Wujud al-Hilal
Yaitu metode hisab yang menggunakan kriteria, asalkan hilal sudah berada di atas ufuk pada tanggal 29 bulan Qamariyah. Maka malam itu dan keesokan harinya adalah tanggal 1 bulan baru Qamariyah. Namun apabila hilal berada di bawah ufuk, maka malam itu dan keesokan harinya masih tanggal 30 bulan Qamariyah.

Contoh :

Berdasarkan perhitungan ketinggian yang penulis lakukan, dapat diketahui bahwa ketinggian hilal menjelang bulan Ramadhan 1439 H terjadi pada hari Selasa tanggal 15 Mei 2018 adalah - 01* 36’ (1 derajat dibawah ufuk).
Dengan demikian hasil hisab tersebut kriteria Wujudul Hilal tidak terpenuhi. Karena hilal berada di bawah ufuk dengan ketinggian - 01* 36’. maka 1 Ramadhan jatuh pada tanggal 17 Mei 2018

c. Kriteria Imkan ar-Rukyat
Yaitu metode hisab yang mempunyai beberapa kriteria yang bersifat kolektif. Kriteria ini berfungsi untuk meyakinkan bahwa hilal benar-benar dapat terlihat, meskipun keadaan cuaca tidak mendukung.

Adapun kriteria tersebut adalah :
- Pada saat matahari terbenam, ketinggian (altitude) bulan diatas cakrawala minimum 2 derajat,
- Sudut elongasi (jarak lengkung) Bulan–Matahari minimum 3 derajat.
- Pada saat Bulan terbenam, usia bulan minimum 8 jam, dihitung sejak ijtimak.

Apabila kriteria tersebut terpenuhi maka malam itu, dan besok hari adalah tanggal 1 bulan baru Qamariyah, Jika tidak, maka malam itu dan besok hari masih tanggal 30 bulan Qamariyah

Contoh :

Berdasarkan perhitungan ketinggian yang penulis lakukan, dapat diketahui bahwa ketinggian hilal menjelang bulan Ramadhan 1439 H terjadi pada hari Selasa tanggal 15 Mei 2018 adalah - 01*36” (berada di bawah ufuk) tidak memenuhi persyaratan minimum 2 derajat diatas ufuk.
Sudut elongasi (Jarak busur) antara Bulan-Matahari adalah 05*11’ 26.90” memenuhi persyaratan minimum 3 derajat
Usia bulan - 01* 5’ 33”. Dengan kata lain belum terjadi ijtima’ sehingga umur bulan dinilai negative. Maka kriteria ini juga tidak memenuhi persyaratan minimal 8 jam umur bulan

Dengan demikian hasil hisab dengan kriteria Imkanur Rukyat tidak memenuhi persyaratan, maka 1 Ramadhan jatuh pada tanggal 17 Mei 2018