Thursday, January 12, 2017

Adab : "Mahkota Dari Nur Allah"

Standard


Adab dapat menjadikan seseorang memiliki sikap atau tata krama dan pedidikan yang baik. Adab juga merupakan sebuah kemampuan yang dapat menjaga seseorang dari segala sesuatu yang dapat membuatnya merasa malu dan kehilangan harga diri.

Sariyyi As-Sakati RH telah menjelaskan, ‘’Pada suatu malam ketika aku telah melaksanakan shalat, aku memanjangkan kakiku ke arah mihrab. Kemudian aku mendengar suara, “Apakah berani kau melakukan hal ini ketika berada di hadapan para sultan?’’ “Demi keagungan dan kebesaran Allah SWT, aku tidak pernah melakukannya.’’ Jawabku.

Setelah kejadian itu, As-Sakati RH tidak pernah memanjangkan lagi kakinya, baik malam atau pun siang.

Sayidina Umar RA berkata, “Jadilah seseorang yang memiliki adab baik, setelah itu barulah pelajari ilmu!”

Abdullah Ibnu Mubarak RH berkata, “Apabila dikatakan kepadaku adanya seseorang yang memiliki pengetahuan tentang segala sesuatu yang telah berlalu dan pengetahuan tentang sesuatu yang akan datang, aku tidak akan bersedih ketika tidak dapat berjumpa dengannya. Namun, ketika aku mendengar tentang seseorang yang memiliki adab yang baik, aku berharap dapat berjumpa dengannya. Aku akan bersedih kalau aku tidak dapat berjumpa dengannya.”

“Keunggulan seseorang bukan ditentukan dengan asal keturunan dan keningratannya, tetapi keunggulan seseorang ditentukan oleh akal dan adabnya. Karena biasanya seseorang yang tidak memiliki adab yang baik, keturunannya pun tidak baik. Orang yang akalnya tersesat asalnya pun akan hilang.”

“Sebagaimana api akan membesar dengan kayu bakar, hati seseorang pun akan menjadi kuat dengan dibersihkan oleh adabnya. Ahlak yang baik akan menutupi aib keturunannya.”

“Ilmu hanya dapat dipahami dengan adab, amal perbuatan hanya bisa diterima dengan ilmu, keridhaan Allah SWT akan diperoleh dengan amal.

Wednesday, January 4, 2017

Lirik Qashidah Burdah

Standard


 قصيدة البردة

اَمِنْ تَذَكُّرِ جِيْرَانٍ بِذِى سَلَمٍ ۞ مَزَجْتَ دَمْعًا جَرَى مِنْ مُقْلَةٍ بِدَمٍ


مَوْلَا يَ صَلِّى وَ سَلِّمْ دَائِمًا اَبَدًا ۞ عَلَى حَبِيْبِكَ خَيْرِ الْخَلْقِ كُلِّ هِمْ


هُوَ اْلحَبِيْبُ الَّذِى تُرْجَى شَفَاعَاتُهُ ۞ لِكُلِّ هَوْلٍ مِنَ الْاَهْوَالِ مُقْتَحِمٍ


سَرَيْتَ مِنْ حَرَمٍ لَيْلًا اِلىَ حَرَمٍ ۞ كَمَا سَرَى الْبَدْرُ فىِ دَاجٍ مِنَ الظُّلَمِ


مُحَمَّدٌ بَشَرٌ وَ لَيْسَ كَا لْبَشَرِ ۞ بَلْ هُوَ يَا قُوْتَةُ وَالنَّاسُ كَا لْحَجَرِ

Burung Merpati

Standard

Seorang raja Dabsalim berkata kepada seorang filsuf bernama Baidaba: "aku mendengar kisah sepasang kekasih yang terputus hubungan di antara keduanya karena seorang yang berbohong. Bagaimana pembohong memutuskan mereka berdua? Ceritakanlah jika kau melihat seorang yang memulai berhubungan baik diantara keduanya."

Filsuf menjawab: "seorang yang bijaksana tidak akan mengkhianati saudaranya, saling menolong dalam hal kebaikan, dan menjadi pelipur lara ketika tertimpa musibah.

Perumpamaannya sama seperti kisah burung merpati, tikus, kijang, dan burung gagak.

Raja bertanya, "bagaimanakah kisah itu?"

Baidaba berkata, "alkisah ada sebuah desa bernama Sakawandajin di Kota Dahar yang banyak didatangi pemburu untuk berburu. Di tempat itu banyak terdapat pohon yang rindang. Di dalamnya banyak sarang burung gagak."

Suatu hari burung gagak hinggap ke sarangnya, ia melihat ada seorang pemburu yang buruk rupa. Pemburu dengan jaring di lehernya dan sebilah kayu dari ranting pohon di tangannya. Dengan alat itu membuat burung-burung menjadi takut.

Burung gagak berkata: "telah mengutus laki-laki ke tempat ini. Kebaikan atau kebinasaan. Menunjukkan lokasi kita hingga aku melihat apa yang akan ia lakukan."

Kemudian Si pemburu menaikkan jaringnya dan merentangkan di atas pohon itu, lalu ia bersembunyi dekat dari situ. Ia berdiam sejenak hingga banyak burung gagak yang lewat bersama gerombolannya dan tidak melihat jaring itu. Lalu mereka terjatuh dalam perangkap tersebut. Semuanya tergantung di jaring. Lalu pemburu mendatanginya dengan senang dan gembira. Burung-burung kicau memberontak dan berterbangan di atas perangkap itu, dan memohon agar menyelamatkan dirinya.

Burung merpati berkata: "jangan siksa kami, jangan kau lukai kami, jangan kau jadikan kami lebih penting dari diri temannya, Mari kita saling menolong lalu kita terbang seperti satu burung, lalu kita lolos satu persatu."

Lalu pemburu itu mengumpulkan kami dalam satu keranjang. Kemudian ia memindahkan burung-burung dari jaring dengan bekerja sama dengannya di udara. Pemburu tidak menolongnya, ia minta dari para burung, ia berpikir bahwa para burung tidak memotong dekat kakinya, lalu terjatuh.

Burung gagak berkata: "untuk mengikuti dan melihat untuk kita hancurkan burung-burung dara maka pemburu akan melihat dan mengikuti mereka."

Burung merpati berkata: "pemburu tidak akan mengikuti permintaan kalian. Sungguh kita telah mengambil ruang terbuka, tidak menjadi ringan pekerjaan kita dan kita tidak akan hidup"

Tugas Penerjemahan Kisah "Burung Merpati"
By : Murojab Nugraha (Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Semester Akhir)

Masyarakat | "Jangan Seperti Daun Kering!"

Standard

Beberapa waktu lalu setelah aksi "Bela Islam Jilid III", pada 2 Desember 2016 (212) lalu, KH. Anwar Zahid sempat mengisi tausiyah di dusun tetangga, Kyai kemenyek itu mencemaskan perilaku masyarakat yang mirip daun kering. 

"Diilustrasikan bahwa daun kering adalah sesuatu yang mudah dikumpulkan, diterbangkan angin, dan juga gampang disulut. Satu lagi, daun kering tidak pernah bisa disatukan. Upaya menyatukan daun kering dalam satu ikatan hanya akan menyebabkan kerusakan."

Miris memang, tapi sejumlah fakta menyatakan demikian. Keberagaman yang ada di Indonesia memang sesuatu yang amat sensitif apabila terlalu sering diungkit. Media yang sudah tidak sehat lagi, mencari-cari fenomena yang dapat menaikkan ratingnya. Slogan bangsa "Bhinneka Tunggal Ika" yang dahulu dibangga-banggakan seakan-akan hilang layaknya kayu yang dimakan api. 

Pesan yang disampaikan KH. Anwar Zahid tersebut menjadi suatu kajian yang menarik untuk diteliti dan dipahami, memberi makna yang mendalam, menggambarkan kondisi saat ini. 

Masyarakat diminta agar jangan terlalu mudah untuk tersulut emosi dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Apalagi hanya sekedar ikut-ikutan agar terlihat kekinian.

Tuesday, January 3, 2017

Puisi HAM : "Anak Didikmu Bukanlah Anakmu"

Standard

Anak bukanlah anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan ...
Cinta kasihmu dapat kau berikan pada mereka, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka mempunyai pikiran sendiri
Raga mereka dapat kau kurung, tapi tidak jiwa mereka
Karena jiwa mereka tinggal di rumah masa depan
Yang tak dapat kau kunjungi
Bahkan tidak melalui mimpimu
Kau dapat berjuang menyerupai mereka
Tapi jangan coba buat mereka menyerupaimu
Karena hidup tidak berjalan mundur
Ataupun berlambat-lambat dengan hari kemarin
Kau adalah busur yang memastikan mereka,
Anak panah yang berjiwa

(Kahlil Gibran)

Sebuah puisi karya The Prophet, Kahlil Gibran ini menggambarkan tentang hak anak untuk tumbuh dan berkembang serta mendapatkan perlindungan atas kekerasan dan perilaku diskriminasi. Sebagaimana dijelaskan dalam UUD 1945 Pasal 28 B Ayat (2) tentang Hak anak untuk tidak mengalami kekerasan dan diskriminasi, maka sudah seharusnya bagi anak-anak mendapatkan haknya tersebut. Hak ini merupakan hak mendasar yang seharusnya didapatkan oleh setiap insan, yang lebih kita kenal dengan sebutan "Hak Asasi Manusia".

Monday, January 2, 2017

Surat Rasulullah Saw Kepada Raja Mukaukis

Standard

وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا كَآفَّةٗ لِّلنَّاسِ بَشِيرٗا وَنَذِيرٗا وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ٨٢


"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui"
(Q.S Saba' : 28)

Pada bulan Muharram di tahun ke-7 Hijriyah, Rasulullah Saw mnegirimkan surat bersama enam utusan kepada setiap penguasa dengan maksud mengajak mereka kepada agama Islam. Beliau mengutus Khatib bin Abi Balta'ah Ra kepada Mukaukis, seorang penguasa Iskandariah dan pembesar Kibti. Di dalam surat yang sudah distempel dengan stempel yang bertuliskan "Muhammadun Rasulullah".

Rasulullah Saw bersabda, "Bismillahirrahmanirrahim", dari hamba Allah dan utusan-Nya Muhammad kepada pembesar Kibti Mukaukis, keselamatan atas orang-orang yang megikuti petunjuk dan yang berpegang teguh kepada jalan yang benar. Sekarang, dengan seruan agama Islam aku mengajakmu kepada keislaman. Jadilah seorang Muslim, carilah keselamatan! Semoga Allah Swt memberikanmu pahala dan keuntungan dua kali lipat. Apabila kamu tidak menerima ajakanku ini, semoga dosa orang-orang Kibti akan terlimpah atasmu!" 

 قُلۡ يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ تَعَالَوۡاْ إِلَىٰ كَلِمَةٖ سَوَآءِۢ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمۡ أَلَّا نَعۡبُدَ إِلَّا ٱللَّهَ وَلَا نُشۡرِكَ بِهِۦ شَيۡ‍ٔٗا وَلَا يَتَّخِذَ بَعۡضُنَا بَعۡضًا أَرۡبَابٗا مِّن دُونِ ٱللَّهِۚ فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَقُولُواْ ٱشۡهَدُواْ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ ؟ 

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (Q.S Ali Imran : 64)

Setelah membacakan surat ini, Khatib Ra berkata seraya memberikan nasihat kepada Mukaukis, "Sebelum kamu, di sini ada seorang manusia (Fir'aun), dia mengakui bahwa dirinya Tuhan yang paling tinggi. Allah Yang Mahabesar memberikan pembalasan dan menghukumnya dengan siksaan dunia dan memberikan azab kepadanya di akhirat. Kau ambillah pelajaran dari yang lain, jangan menjadi pelajaran bagi yang lain!"

Ketika Mukaukis berkata, "Kami memiliki sebuah agama! Kami tidak mau meninggalkan agama ini selama tidak ada agama yang lebih baik darinya!" Sayyidina Khatib Ra pun menimpalinya, "Tidak diragukan lagi, agama yang lebih baik dari agamamu adalah agama Islam! Aku bersumpah demi hidupku, sebagaimana Musa As memberi kabar gembira tentang kedatangan Isa As, Isa As juga memberi kabar gembira tentang kedatangan Muhammad Saw. Ajakan kami kepada Al-Qur'an sama seperti ajakanmu kepada prngikut Taurat dan Injil. Orang-orang yang diutus kepadanya seorang nabi, karenanya mereka menjadi umat nabi tersebut dan diperintahkan untuk taat dan berman kepadanya. Sementara kamu termasuk dari orang-orang yang sampai kepada Nabi ini (Muhammad Saw)! Dengan kami mengajakmu kepada agama Islam, kami mengusulkan kepadamu melaksanakan ajakan Nabi Isa As."

Mukaukis melayani utusan Rasulullah Saw. Dia memberikan hadiah berupa dua hamba sahaya, pakaian-pakaian dan juga seekor bagal kepada Rasulullah Saw, tetapi karena Allah Swt tidak memberikan hidayah padanya, dia tidak menjadi seorang Muslim.

... وَإِن تُطِيعُوهُ تَهۡتَدُواْۚ وَمَا عَلَى ٱلرَّسُولِ إِلَّا ٱلۡبَلَٰغُ ٱلۡمُبِينُ ٤٥

.... jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang" 
(Q.S An-Nur : 54)