Seorang raja Dabsalim berkata kepada seorang filsuf bernama Baidaba: "aku mendengar kisah sepasang kekasih yang terputus hubungan di antara keduanya karena seorang yang berbohong. Bagaimana pembohong memutuskan mereka berdua? Ceritakanlah jika kau melihat seorang yang memulai berhubungan baik diantara keduanya."
Filsuf menjawab: "seorang yang bijaksana tidak akan mengkhianati saudaranya, saling menolong dalam hal kebaikan, dan menjadi pelipur lara ketika tertimpa musibah.
Perumpamaannya sama seperti kisah burung merpati, tikus, kijang, dan burung gagak.
Raja bertanya, "bagaimanakah kisah itu?"
Baidaba berkata, "alkisah ada sebuah desa bernama Sakawandajin di Kota Dahar yang banyak didatangi pemburu untuk berburu. Di tempat itu banyak terdapat pohon yang rindang. Di dalamnya banyak sarang burung gagak."
Suatu hari burung gagak hinggap ke sarangnya, ia melihat ada seorang pemburu yang buruk rupa. Pemburu dengan jaring di lehernya dan sebilah kayu dari ranting pohon di tangannya. Dengan alat itu membuat burung-burung menjadi takut.
Burung gagak berkata: "telah mengutus laki-laki ke tempat ini. Kebaikan atau kebinasaan. Menunjukkan lokasi kita hingga aku melihat apa yang akan ia lakukan."
Kemudian Si pemburu menaikkan jaringnya dan merentangkan di atas pohon itu, lalu ia bersembunyi dekat dari situ. Ia berdiam sejenak hingga banyak burung gagak yang lewat bersama gerombolannya dan tidak melihat jaring itu. Lalu mereka terjatuh dalam perangkap tersebut. Semuanya tergantung di jaring. Lalu pemburu mendatanginya dengan senang dan gembira. Burung-burung kicau memberontak dan berterbangan di atas perangkap itu, dan memohon agar menyelamatkan dirinya.
Burung merpati berkata: "jangan siksa kami, jangan kau lukai kami, jangan kau jadikan kami lebih penting dari diri temannya, Mari kita saling menolong lalu kita terbang seperti satu burung, lalu kita lolos satu persatu."
Lalu pemburu itu mengumpulkan kami dalam satu keranjang. Kemudian ia memindahkan burung-burung dari jaring dengan bekerja sama dengannya di udara. Pemburu tidak menolongnya, ia minta dari para burung, ia berpikir bahwa para burung tidak memotong dekat kakinya, lalu terjatuh.
Burung gagak berkata: "untuk mengikuti dan melihat untuk kita hancurkan burung-burung dara maka pemburu akan melihat dan mengikuti mereka."
Burung merpati berkata: "pemburu tidak akan mengikuti permintaan kalian. Sungguh kita telah mengambil ruang terbuka, tidak menjadi ringan pekerjaan kita dan kita tidak akan hidup"
Tugas Penerjemahan Kisah "Burung Merpati"
By : Murojab Nugraha (Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Semester Akhir)
0 Comment:
Post a Comment
Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan