The Urban Middle-Class Millenials Indonesia
Financial and Online Behavior
Pengantar
Telah dilakukan beberapa kajian terkait generasi millennials
kelas menengah urban yang menyatakan, bahwa generasi ini 10 sampai 20 tahun
mendatang akan memegang peranan penting di berbagai aspek. Survey yang pertama
muncul adalah populasi generasi millennials, menurut data BPS, saat ini
populasi generasi millennials mencapai 50% jumlah penduduk produktif dan
pada tahun 2020 hingga 2030 dieprkiraan sudah mencapai 70% penduduk produktif. Hasil
riset yang kedua adalah mengenai ciri khusus generasi ini, salah satu bentuk
tulisan yang menggambarkan generasi ini adalah “Indonesia 2020: The Urban
Middle-Class Millenials” yang dipublikasi oleh Alvara Research Center.
Digambarkan bahwa genereasi millennials kelas menengah urban
adalah generasi yang memiliki 3 ciri khusus, yaitu Creative, Confidence,
dan Connected. Ciri creative ini dapat dilihat dari cara berpikir
yang out of the box, kepercayaan yang tinggi dalam mengungkapkan
pendapat tanpa ragu ragu menunjukkan ciri confidence, kemudian kegiatan
berselancar di media sosial menjadi generasi ini lengkap dengan cirinya yang
terakhir, yaitu connected.
Dalam situasi yang seperti ini, generasi millennial pasti harus
diimbangin dengan kemampuan financial yang cukup. Oleh karena itu Alvara
Research Center mencoba untuk mengkaji perilaku generasi millennials
kelas menengah urban melalui berbagai sisi. Terutama dalam hal perilaku
kepemilikan produk keuangan, perilaku transaksi keuangan, perilaku investasi,
perilaku penggunaan internet dan perilaku penggunaan transportasi online.
Diharapkan hasil riset dan kajian yang dilakukan oleh Alvara
Research Center ini akan menjadi sumber yang penting bagi para marketer
di masa mendatang. Karena berdasarkan hasil riset, pada tahun 2020 populasi
generasi millenials kelas menengah urban akan mencapai 35 juta jiwa atau
13% dari populasi.
Metodologi Riset
Agar hasil riset yang didapatkan memiliki tingkat siginifikasnsi
yang tinggi terhadap generasi millenials kelas menengah urban ini, maka riset
ini mengguanakan metode kuantitatif yang akan dilakukan di 6 kota besar, yaitu
Jabodetabek, Surabaya, Medan, Makassar, Bandung dan Semarang. Sedangkan objek
penelitiannya berada di rentang usia 20-34 tahun, sedangkan untuk mendeskripsikan
kelas menengah dapat dilihat melalui pengeluaran per bulan minimal $2 hingga $20
per hari.
Survey ini akan dilaksanakan pada tanggal 1 hingga 15 Oktober 2016,
dengan total 600 responden menggunnakan metode multistage random sampling.
Dibantu juga dengan survey wawancara dengan panduan kuesioner, agar data yang
didapat tidak melebih 4% margin of error.
Profil Responden
Berdasarkan data yang didapat dari BPS, menyatakan bahwa
Jabodetabek adalah kota yang paling banyak memiliki penduduk muda, diikuti oleh
kota Surabaya dnan Medan. Sedangkan dari sisi gender, 55,1% responden adalah
wanita dan 44,9% responden adalah pria.
Untuk mendapatkan hasil data yang maksimal, maka perlu diklasifikan
rentang usia generasi millenials, secara umum generasi millennials
adalah generasi yang lahir pada tahun 1981 hingga tahun 2000, sehingga rentang
usia generasi millennials saat ini berkisar antara 16 hingga 36 tahun.
Sehingga dapat diklasifikasikan dengan kelompok usia 20-24 tahun, kelompok usia
25-29 tahun, dan kelompok usia 30-34 tahun. Secara berturut-turut jumlah
responden sebanyak 28,3%, 35,5%, dan 36,2%.
Perilaku Keuangan
Untuk mengetahui bagaimana sikap generasi millenials
terhadap keuangan, kita dapat mengetahuinya melalui perilaku daya beli mereka.
Karena generasi millennial identic dengan sifat konsumtif, maka perlu
diimbangi dengan pengetahuan dan pengaplikasian terhadap produk keuangan dan
produk apa yang sudah dimiliki saat ini. Karena pemahaman terhadap produk
keuangan ini akan sangat berpengaruh terhadap transaksi jual-beli yang mereka
lakukan.
Tingkat pengetahuan mereka terhadap produk ini disebut juga dengan awareness.
Awareness sendiri dapat dibagi menjadi 3 tingkatan. Yang pertama adalah top
of mind (TOM), yaitu tingkat yang paling tinggi, dimana pruduk menjadi hal
yang paling diingat dan melekat oleh konsumen. Yang kedua adalah spontaneous,
yaitu produk yang diingat sampai tidak ingat lagi. Yang ketiga adalah prompted,
yaitu jika produk yang diingat harus dibantu untuk mengingat terlebih dahulu.
Melek Produk Keuangan
Generasi millennials adalah generasi yang sudah meelek
terhadap produk keuangan, hal ini dapat dilihat melalui total awareness
terhadap produk keuangan yang sudah mencapai angka 785%. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa setidaknya setiap orang memiliki pengetahuan terhadao 8
produk keuangan. Tingkat awareness yang tertinggi adalah tentang produk
tabungan, sebanyak 79,8%. Disusul dengan jenis produk keuangan yang lainnya,
seperti asuransi kesehatan, deposito, kartu kredit, dan kredit kepemilikan
rumah (KPR).
Meskipun asuransi kesehatan bukan menjadi produk dengan tingkat
awareness tertinggi, tetapi pengetahuan tentang asuransi kesehatan mencapai
tingkat spontaneous dengan angka 41,1%. Hal ini berarti generasi millennials
sudah sadar akan pentingnya jamiman kesehatan pada usia yang masih muda.
Mulai Memprioritaskan Jaminan Kesehatan
Meskipun asuransi kesehatan hanya menjadi kepemilikan terbesar
kedua setelah tabungan, berdasarkan data setidaknya 48,5% sudah memiliki
asuransi kesehatan. Hal ini tidak berarti mengurangi nilai asuransi kesehatan
dibanding tabungan. Justru pada usia yang masih muda dengan memiliki asuransi
kesehatan, menjadi indikasi bahwa generasi millennials adalah generasi
yang berpikir visioner karena memperhatikan kesehatannya di masa mendatang,
mengingat karena mahalnya biaya kesehatan saat ini.
Kabar gembira bagi perusahaan asuransi di Indonesia, karena
generasi millennials inilah yang akan meningkatkan pertumbuhan industri
asuransi nantinya. Bahkan PwC telah melakukan suvrey, bahwa perusahaan asuransi
pada tahun 2016 akan meningkat 15 persen lebih pertumbuhannya.
Namun secara keseluruhan, generasi millennials setidaknya
memiliki 3 produk keuangan dengan persentase 286,1%. Secara kelompok usia,
produk keuangan yang dimiliki pun sedikit berbeda. Dikalangan usia mudia produk
keuangan seperti kredit kendaraan bermotor lebih diminati disbanding kelompok
usia tua. Sedangkan kelompok usia tua lebih meminati jenis prosuk keuangan
seperti tabungan deposito berjangka, asuransi jiwa, kartu kredit, KPR dan
asuransi mobil. Perbedaan minat ini juga dimungkinkan karena karir dan keuangan
yang sedang dijalani.
Masih Pilih-Pilih Soal Investasi
Pada masyarakat modern ini, investasi bukanlah menjadi hal yang
tabu, atau hanay dapat dilakukan oleh orang-orang berduit saja. Hal ini dapat
dilihat dari awarenss genereasi millennial terhadap jenis-jenis investasi yang
ditawarkan. Mulai dari yang konvensional seperti emas dan propertim hingga yang
modern, seperti saham, reksadana, valas, obligasi, dan future indeks.
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari para responden, menyatakan
bahwa produk investasi yang paling banyak diminati oleh generasi ini adalah
produk emas dan properti. Meskipun dengan kepemilikan produk yang masih
terbatas, tetapi dapat diketahui bahwa mereka sudah merencanakan keuangan
mereka.
Perilaku Penggunaan Internet
Menurut Maslow, saat ini internet sudah menjadi kebutuhan primer
yang dapat disandingkan dengan sandang,
pangan, dan papan. Hal ini dapat dilihat pada karakter generasi millennials
kelas menengah urban, yaitu selalu ter-connected dengan internet. Yang
menjadikan ciri ini sebagai ciri generasi millennials dikarenakan
lingkungan internet yang selalu menemani dalam tumbuh kembangnya.
Generasi yang Mulai Kecandaun Internet
Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJI) telah mengadakan
riset terhadap konsumen internet dari kalangan muda sampai tua. Hasil riset
tersebut membuktikan bahwa jumlah konsumsi internet kalangan generasi tua
(30-34 tahun) lebih rendah dibanding dengan kalangan generasi millenials
kelas menengah urban (usia 20-24 tahun dan 25-30 tahun) yang menggunakan
internet mayoritas antara 1 hingga 6 jam perhari atau dapat kita sebut sebagai medium
user dan heavy user. Dengan data tersebut kita dapat mengetahui
bahwa generasi ini memilki indikator kecanduan yang sangat tinggi, hal ini
dapat dilihat melalui jumlah addicted user yang kebanyakan diisi oleh
kategori usia muda.
Acces Internet di Setiap Tempat
Pada tahun 90an hingga 2000, personal computer (PC) memang
menjadi device untuk mengakses internet yang paling banyak digunakan, namun
seiring berkembangnya zaman, PC mulai digantikan posisinya oleh notebook
dan smartphone. Alasannya adalah karena PC sulit untuk dibawa karena
bentuk yang cukup besar dan harus terkoneksi dengan listirk, sedangkan smartphone
memiliki bentuk yang kecil, ringan, mudah dibawa, dan murah.
Haisl riset lain menemukan bahwa smartphone menjadi device yang
paling banyak dipaaki untuk mengakses internet. Ditambah lagi dengan
berkembangnya teknologi wifi, maka smaprtphone semakin tidak tergantikan
posisinya oleh device yang lain, karena dapat terkoneksi dimanapun dan
kapanpun.
Tak Bisa Lepas dari Chatting dan Media Sosial
Temuan riset menyatakan bahwa generasi millenials kelas
menengah urban adalah generasi yang social media minded. Hal ini dapat
dilihat dari data jumlah penggunaan fitur terbanyak pada smartphone,
data menunjukkan bahwa instant messenger dan social media menjadi
fitur yang yang paling banyak digunakan pada smartphone. Karena dengan
fitur tersebut user sudah dapat melakukan semuanya.
Beberapa alasan memeilih social media antara lain, social media
menjadi sarana komunikasi dengan teman dan kolega. Selain itu, social media
juga menjadi sarana aktualisasi diri dan eksistensi. Dengan social media,
mereka mengkomunikasikan setiap aktifitas mereka. Sosial media bukan saja
digunakan untuk saling bertegur sapa tetapi juga untuk ajang menumpahkan
ekpresi, perasaan serta pemikiran.
Acces Internet di Setiap Waktu
Temuan lain dalam riset ini menunjukkan bahwa internet sudah
menjadi pengantar tidur bagi generasi millenials kalangan urban menengah, hal
ini dapat diketahui dari puncak waktu akses penggunaan internet, yaitu pada jam
18:00 hingga 22:00 WIB.
Sehingga hal demikian membawa efek yang kurang baik bagi generasi
ini, terutama kebiasan meletakkan smartphone disamping tempat tidur karena
tertidur begitu saja.
Musik Menjadi Hiburan Favorit
Bagi generasi millenials kalangan urban menengah, musik
menjadi hiburan yang paling diminati, selain film dan games. Karena
musik bisa membawa suasana sesuai perasaan saat menikmatinya, selain itu musik
juga lebih mudah untuk dinikmati live streaming dan lebih mudah di download,
disbanding film dan games. Berdasarkan hasil riset pada generasi ini,
menyatakan 66,3% responden pernah mengakses musik selama 1 tahun terakhir,
61,1% pernah menikmati musik secara live streaming, dan 50,2% responden
pernah mendownload musik.
Mulai Terbuka Dengan Belanja Online
Pada riset ini ditemukan bahwa generasi millenials kalangan
urban menengah sangat terbuka dengan jual-beli online. Karena dengan
adanya konsep jual-beli online ini, generasi ini semakin dimanjakan
dengan fasilitas yang menghemat waktu dan energi untuk pergi ke tempat
perbelanjaan. Data menunjukkan bahwa 26,3% responden setidaknya pernah
melakukan transaksi online selama 6 bulan terakhir dan 97% responden
menyatakan pernah menjual secara online. Dapat disimpulkan bahwa
generasi millenials kalangan urban menengah ini menjadi pasar bagi e-commers.
Perilaku Penggunaan Transportasi Online
Fenomena transportasi online juga menjadi alat transportasi
generasi ini. Faktor terbesar yang menjadikan transportasi online
sebagai pilihan generasi millenials kalangan urban menengah di Jakarta
ini adalah kemacetan. Karena Jakarta adalah kota besar yang sangat padat, maka
persaingan bisnis transportasi online ini semakin menggurita.
Hasil survey menyatakan bahwa 75,7% generasi millenials
kalangan urban menengah di Jakarta pernah menggunakan transportasi online, 52%
diantaranya memilih go-jek dan 47% memilih grab-bike. Dan 95% responden lebih
memilih transportasi roda 2 dibanding roda 4 untuk mengatasi kemacetan.
Mengenai metode pembayaran mayoritas masih mengguankan uang tunai.
Kesimpulan
Berdasarkan beberapa uraian yang sudah disajikan diatas, dapat
diketahui bahwa generasi millenials kalangan urban menengah ini adalah
generasi yang memiliki ciri creative, confidence, dan connected.
Diperkirakan pada tahun 2020, generasi ini akan mencapai 35 juta
jiwa. Oleh karena itu, generasi ini akan menjadi sasaran utama bagi industri
keuangan. Hanya saja, karena karakteristik generasi ini adalah going digital,
maka perusahaan atau produk yang ditawarkan haruslah berbasis digital, karena
sebagian besar waktunya di internet. Oleh karena itu perusahaan yang tidak bisa
menawarkan teknologi dalam produknya bersiap saja akan tergerus oleh waktu.