Adab dapat menjadikan seseorang memiliki sikap atau tata krama dan pedidikan yang baik. Adab juga merupakan sebuah kemampuan yang dapat menjaga seseorang dari segala sesuatu yang dapat membuatnya merasa malu dan kehilangan harga diri.
Sariyyi As-Sakati RH telah menjelaskan, ‘’Pada suatu malam ketika aku telah melaksanakan shalat, aku memanjangkan kakiku ke arah mihrab. Kemudian aku mendengar suara, “Apakah berani kau melakukan hal ini ketika berada di hadapan para sultan?’’ “Demi keagungan dan kebesaran Allah SWT, aku tidak pernah melakukannya.’’ Jawabku.
Setelah kejadian itu, As-Sakati RH tidak pernah memanjangkan lagi kakinya, baik malam atau pun siang.
Sayidina Umar RA berkata, “Jadilah seseorang yang memiliki adab baik, setelah itu barulah pelajari ilmu!”
Abdullah Ibnu Mubarak RH berkata, “Apabila dikatakan kepadaku adanya seseorang yang memiliki pengetahuan tentang segala sesuatu yang telah berlalu dan pengetahuan tentang sesuatu yang akan datang, aku tidak akan bersedih ketika tidak dapat berjumpa dengannya. Namun, ketika aku mendengar tentang seseorang yang memiliki adab yang baik, aku berharap dapat berjumpa dengannya. Aku akan bersedih kalau aku tidak dapat berjumpa dengannya.”
“Keunggulan seseorang bukan ditentukan dengan asal keturunan dan keningratannya, tetapi keunggulan seseorang ditentukan oleh akal dan adabnya. Karena biasanya seseorang yang tidak memiliki adab yang baik, keturunannya pun tidak baik. Orang yang akalnya tersesat asalnya pun akan hilang.”
“Sebagaimana api akan membesar dengan kayu bakar, hati seseorang pun akan menjadi kuat dengan dibersihkan oleh adabnya. Ahlak yang baik akan menutupi aib keturunannya.”
“Ilmu hanya dapat dipahami dengan adab, amal perbuatan hanya bisa diterima dengan ilmu, keridhaan Allah SWT akan diperoleh dengan amal.