Wednesday, November 9, 2016

Persiapan Menghadapi Kematian

Standard

Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan menemui ajalnya, tidak ada makhluk yang abadi di dunia ini. Karena hakikatnya jiwa ini hanyalah sebuah titipan untuk mencari pahala sebanyak-banyaknya untuk kehidupan di akhirat yang abadi kelak. Jika demikian, seharusnya semakin panjang umur seseorang, maka semakin banyak pula pahala yang bisa didapat. Namun, pada kenyataannya sebaliknya.

Al-Ghazali pernah menanyakan sebuah pertanyaan kepada murid-muridnya,

"Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?"

Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Al-Ghazali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah “KEMATIAN”. Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.

كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۖ فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ (١٨٥)
"185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."

Banyak orang inginnya panjang umur hingga lupa bersiap-siap hadapi kematian.

Didalam Sunan Ibnu Majah, Kitab Zuhud, Bab Tentang kematian dan persiapan menuju kepada-Nya, No. 4259 Versi Maktabatu al-Ma'arif Riyadh. Dijelaskan oleh Rasulullah tentang apa saja yang harus dipersiapkan untuk menghadapi kematian.

حَدَّثَنَا الزُّبَيْرُ بْنُ بَكَّارٍ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ حَدَّثَنَا نَافِعُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ فَرْوَةَ بْنِ قَيْسٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا قَالَ فَأَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ

"Telah mengabarkan kepada kami Az-Zubair bin Bakkar telah mengabarkan kepada kami Anas bin 'Iyadl telah mengabarkan kepada kami Nafi' bin Abdullah dari farwah bin Qais dari 'Atha' bin Abu Rabah dari Ibnu Umar bahwa dia berkata; Saya bersama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki Anshar kepada beliau, lalu dia mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya; "Ya Rasulullah, bagaimankah orang mukmin yang utama?" beliau menjawab: "Orang yang paling baik akhlaknya." Dia bertanya lagi; "Orang mukmin yang bagaimanakah yang paling bijak?" beliau menjawab: "Orang yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah orang-orang yang bijak."

Takhrij Hadits : Hasan menurut Muhammad Nashiruddin al-Albani

0 Comment:

Post a Comment

Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan