Ada beberapa masalah gizi mengenai KEP (Kekurangan Energi Protein) di antaranya :
1. Marasmus
Marasmus
berasal dari bahasa Yunani yang berarti wasting/merusak. Marasmus disebabkan oleh kekurangan energi. Marasmus adalah malnutrisi pada pasien yang menderita kehilangan lebih dari
10% berat badan dengan tanda-tanda klinis berkurangnya simpanan lemak dan
protein yang disertai gangguan fisiologik. Tanpa terjadinya cedera/kerusakan
jaringan atau sepsis (Daldiyono dan Thaha, 1998). Marasmus merupakan penyakit kelaparan yang biasa terdapat pada kelompok sosial ekonomi rendah (Almatsier, 2004). Marasmus pada umumnya merupakan penyakit pada bayi (dua belas bulan pertama), karena terlambat diberi makanan tambahan.
Tanda-Tanda
Marasmus :
- Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
- Wajah seperti orangtua
- Cengeng, rewel
- Perut cekung
- Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada
- Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air, serta penyakit kronik
- Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang
2. Kwashiorkor
Kwashiorkor umumnya terjadi pada pasien yang mengalami
hipermetabolik sesaat mengalami cedera hebat atau sepsis berat bila terjadi
edema di seluruh tubuh dan hipoalbuminemia. Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang
sering terjadi pada anak yang terlambat menyapih sehingga komposisi gizi
makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadi
pada konsumsi energi yang cukup atau lebih (Almatsier, 2004).
Tanda-Tanda
Kwashiorkor :
- Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki (dorsum pedis)
- Wajah membulat dan sembab
- Otot-otot mengecil
- Perubahan status mental: cengeng, rewel kadang apatis
- Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
- Pembesaran hati
- Sering disertai infeksi, anemia dan diare/mencret
- Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
- Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas (crazy pavement dermatosis)
- Pandangan mata anak nampak sayu
3.Marasmic-Kwashiorkor
Tipe marasmic-kwasiorkor terjadi karena
makanan sehari-harinya tidak cukup mengandung protein dan juga energi untuk
pertumbuhan normal. Pada tipe ini terjadi penurunan berat badan dibawah 60%
dari normal.
Gejala klinis dari tipe marasmic-kwashiorkor adalah merupakan gabungan
antara marasmus dan kwashiorkor yang disertai oleh edema, dengan BB/U < 60%
baku median WHO NCHS. Gambaran yang utama ialah kwashiorkor edema dengan atau
tanpa lesi kulit, pengecilan otot, dan pengurangan lemak bawah kulit seperti
pada marasmus. Jika edema dapat hilang pada awal pengobatan, penampakan
penderita akan menyerupai marasmus. Gambaran marasmus dan kwashiorkor muncul
secara bersamaan dan didominasi oleh kekurangan protein yang parah (Arisman,
2004).
Semoga Bermanfaat :)
0 Comment:
Post a Comment
Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan